Kamis, 03 Januari 2013

Posted by Unknown On Kamis, Januari 03, 2013
 
Model Pembelajaran Asik
BAB I
Pendahuluan

A.      Latar Belakang
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. (Prinsip Disain Pembelajaran, Dewi S P,2007; hal 33). Sehingga model pembelajaran adalah tampilan ataupun prosedur untuk proses pembelajaran yang mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sangatlah membantu pendidik saat akan memulai kegiatan belajar pembelajaran. Pendidik akan lebih mudah saat dimulainya kegiatan pembelajaran karena sudah menentukan model pembelajaran yang akan digunakan. 

Begitu pula dengan pebelajar, mereka akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh pendidik karena materi yang disampaikan sudah memiliki landasan, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan juga sudah memiliki tujuan yang ingin dicapai,sehingga apabila dalam evaluasinya tujuan pembelajaran gagal maka model pembelajaran yang digunakan belum efektif bagi pendidik maupun pebelajar.
Pendidik seharusnya memahami terlebih dahulu tujuan dan maksud dari model akan digunakan, pendidik pun harus mengetahui terlebih dahulu cara pemakaian dan langkah-langkah penggunaan suatu model pembelajaran yang benar.
Tetapi belakangan ini model pembelajaran yang berkembang hanya melihat sisi dari anak didik, kemampuan anak didik yang begitu dipentingkan, sehingga model-model yang berkembang kurang memperhatikan faktor sosial anak didik tersebut. Beberapa model lebih menekankan keaktifan dan kreatifitas pebelajar untuk menghasilkan produk yang kreatif dari anak itu sendiri. Dengan tuntutan itu maka alhasil pebelajar lebih fokus kepada dirinya sendiri, tetapi kurang fokus terhadap lingkungannya. Sehingga menjadi manusia yang individual dan mengesampingkan nilai-nilai sosial di masyakarat sekitarnya. Tata krama dan sopan santun pun kurang dipelajari pada model-model sebelumnya, sehingga pengetahuan pebelajar tentang sosialitas rendah.
Karena hal ini penulis mencoba untuk membuat suatu model pembelajaran yang bertujuan agar pebelajar aktif kreatif dan inovatif tetapi tetap memiliki jiwa sosial.  

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa itu model pembelajaran ASIK ?
2.      Bagaimana langkah-langkah menggunakan model pembelajaran ASIK ?
3.      Bagaimana aplikasi model pembelajaran ASIK ?
4.      Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran ASIK ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Model Pembelajaran ASIK
Model pembelajaran ASIK adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk mengeksplorasi pebelajar agar menjadi aktif, kreatif dan inovatif tetapi tetap memiliki jiwa sosial dalam masyarakat sekitarnya.
Landasan sosial yang diterapkan menurut teori sosiokultural (Vygotsky) dalam teori ini lebih menjelaskan tentang bagaimana seseorang hidup dilingkungan sosial masyarakat.
Pada teori sosiokultural pebelajar lebih didekatkan pada lingkungan sosialnya, seperti saat memecahkan masalah mereka harus berdiskusi agar tercipta solusi secara bersama-sama. Dengan adanya system berkelompok dalam proses pembelajaran tersebut menimbulkan keakraban sosial antar pebelajar, sehingga jiwa sosial pebelajar tumbuh di dalam proses pembelajar.
Tujuan utama dalam proses pembelajaran pada model ASIK ini adalah
1.      Siswa aktif saat mengikuti proses pembelajaran, sehingga tidak hanya pendidik saja yang aktif.
2.      Siswa menjadi seorang yang berpikir kreatif, berpikir kreatif disini sesuai kemampuannya, setiap pebelajar pastilah memiliki kelebihan masing-masing.
3.      Siswa menjadi orang yang inovatif dalam menciptakan suatu hasil pemikirannya sesuai dengan apa yang pebelajar pahami saat proses pembelajaran.
4.      Siswa menjadi makhluk sosial yang mengenal lingkungan sekitarnya baik tata krama, sopan santun maupun adat istiadat.
Menurut Utami Munandar (1998:70) sikap kreatif dioperasionalkan dalam dimensi sebagai berikut:
-          Keterbukaan terhadap pengalaman baru
-          Kelenturan dalam berpikir
-          Kebebasan dalam ungkapan diri
-          Mengargai fantasis
-          Minat terhadap kegiatan kreatif
-          Kepercayaan terhadap gagasan sendiri
-          Kemandirian dalam memberi pertimbangan
Cara mengajarkan kreatif menurut Yatim Riyanto (2010:231) antara lain:
-          Menolong peserta didik mengenal masalah-masalah untuk dipecahkan
-          Menolong peserta didik menemukan informasi, pengertian-pengertian, asas-asas, dan metode-metode yang perlu untuk memecahkan masalah
-          Menolong peserta didik merumuskan dan membatasi masalah
-          Menolong peserta didik untuk menelaah dan kemudian menerapkan informasi, pengertian, asas-asas dan metode-metode itu pada maslah tersebut untuk memperoleh kemungkinan-kemungkinan pemecahan (hipotesis)
-          Mendorong siswa merumuskan dan menguji hipotesis-hipotesis itu untuk memperoleh pemecahan masalah
-          Mendorong siswa mengadakan penemuan dan penilaian sendiri secara bebas

Model muncul karena akhir-akhir ini masyarakat kurang mempelajari rasa sosial antar lingkungannya karena tuntutan dunia global (globalisasi). Model-model sebelumnya yang diciptakan hanyalah mengasah anak dengan apa yang sudah ia punya. Seperti kekreatifitasan anak begitu di tuntut. Keaktifan seorang anak juga begitu dipentingkan pada model-model sebelumnya. Tetapi dalam kenyataannya model-model pembelajaran itu malah membuat pebelajar menjadi orang yang individual, yang tidak mementingkan hak orang lain. Individual dalam beberapa sisi itu baik, tetapi apabila seseorang berlebihan memiliki sikap individual maka hasilnya adalah orang tersebut menjadi egois dan kurang menghargai adat istiadat (kebisaaan) lingkungan dimana ia tinggal. Seorang tersebut lebih mementingkan apa yang menguntungkan dia dan mengesampingkan kegiatan untuk orang banyak (sosial).   
Diharapkan dengan model pembelajaran ASIK ini proses pembelajaran dapat berjalan dengan rasa kekeluargaan. Baik pendidik maupun pebelajar dapat tetap aktif dan kreatif tetapi tetap menanamkan faktor sosial dalam pembelajaran tersebut.
 Dampak Instruksional yang dapat dicapai melalui model pembelajaran ASIK ini adalah :
1.      Siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran, sehingga pebelajar dapat memberikan pendapat atau saran untuk pembelajaran yang diberikan pendidik.
2.      Siswa menjadi kreatif di dalam pemikirannya, sehingga saat proses pembelajaran berlangsung banyak sekali ide-ide yang akan muncul dari pebelajar untuk membangun suatu proses pembelajaran menjadi lebih baik.
3.      Siswa menjadi lebih inovatif untuk menciptakan suatu ide-ide yang belum ada dan merealisasikan kekreatifannya itu dengan munculnya inovasi baru.
4.      Siswa menjadi sosiatif, dalam proses pembelajaran tetap terjalin rasa kekeluargaan dengan teman sebaya maupun dengan pendidik, agar budaya tidak luntur.
Dampak pengiring (nurturant effects), dengan adanya model pembelajaran ASIK ini diharapkan siswa itu berprestasi disisi interpersonalnya tetapi tetap memiliki rasa sosial yang tinggi.

B.     Langkah-Langkah Model ASIK
Langkah-langkah menggunakan model ini agar berjalan sesuai dengan tujuan adalah :
1.      Analisis Pebelajar
Hal yang paling utama saat akan memulai proses pembelajaran adalah seorang pendidik harus menganalisis siapa yang akan menerima pembelajaran (pebelajar) karena analisis merupakan hal yang sangat penting menentukan model yang digunakan. Dalam analisis terdapat beberapa yang perlu diketahui antara lain karakteristik pebelajar dan kemampuan dasar yang dimiliki pebelajar. Dengan kedua hal tersebut maka pendidik dapat menentukan model dan strategi apa agar proses pembelajaran berhasil.
2.      Eksplorasi
Eksplorasi disini adalah memberikan kebebasan kepada pebelajar tentang apa saja yang ia ketahui dan memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin bertanya saat wawancara, diskusi ataupun studi lapangan yang diadakan agar potensi kemampuan skill mereka terasah dengan keberanian bertanya sesuai kemampuan dan daya pikir mereka masing-masing. Pada tahap ini peran seorang pendidik adalah memberikan tanggapan, saran dan kebenaran yang pasti agar pengetahuan yang mereka tanamkan tidak salah pengertian. 
3.      Diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan (cara) dimana pebelajar saling bertukar pikiran antar pebelajar yang memiliki perbedaan pandangan baik pemikiran maupun pemecahan solusi yang berbeda-beda, tetap dengan adanya pengelompokkan akan menjadi satu tujuan diatas perbedaan pemikiran.


4.      Evaluasi
Pada tahap ini pebelajar harus memiliki pokok pemikiran ide yang diambil dari berbagai kegiatan dan materi yang  telah disampaikan dan pada materi tersebut pebelajar bekerja sama dengan temannya untuk menciptakan suatu inovasi pembelajar terbaik untuk mereka sendiri. 

A.    Aplikasi Model Pembelajaran ASIK
Penerapan model pembelajaran ini cukuplah mudah tetapi evaluasi yang diharapkan belum tentu semudah menggunakannya. Pada model ini dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung pada pendidik dan pebelajar, apabila pendidik benar dalam memberikan arahan dan perannya saat memberikan materi maka proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana. Fungsi kontroling seorang pendidik juga sangatlah penting, ini disebabkan karena model pembelajaran ASIK lebih banyak menggunakan diskusi, tanya jawab dan sebagainya yang dapat membuat pebelajar riuh saat proses pembelajaran ini, apabila pendidik tidak mengontrol jalannya pembelajaran seperti ini maka akan terjadi perbedaan persepsi dan kesalahpahaman masing-masing pebelajar.
Peran pebelajar juga sangat menentukan, pebelajar dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif tetapi tetap memiliki jiwa sosial di lingkungannya, hal ini cukup sulit karena belakangan ini pebelajar yang dikatakan aktif, kreatif dan inovatif cenderung menutup diri untuk lingkungannya, apalagi ada temannya yang kurang paham dan bertanya maka si pebelajar tadi tidak mau memberikan jawaban yang benar ataupun cara yang tepat. Karena menurutnya ilmu yang ia dapat secara tidak mudah itu tidak akan dibagikan kepada temannya semudah itu, konsep yang ia bangun seperti itu sering membuat seseorang menjadi bersifat individual dan egois. Teman dianggap sebagai lawannya dalam memperoleh ilmu dan nilai.
Maka dari itu pada penggunaan model ini pebelajar diajarkan untuk tidak egois dan individual tetapi tetap memiliki jiwa sosial. Sikap individual dapat diterapkan pada saat test ataupun evaluasi proses pembelajaran.
Prosedur pelaksanaan pembelajaran untuk model pembelajaran ASIK ini adalah :
1.      Analisis Pebelajar
Pendidik menganalisis pebelajar, berapa umur rata-rata mereka, karakteristik mereka dan kemampuan dasar setiap pebelajar agar mudah untuk menentukan strategi yang akan digunakan.
2.      Eksplorasi
Pendidik memancing suatu masalah yang terkait dengan materi pembelajaran kemudian memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk menyampaikan apa yang ia tangkap dari masalah yang diciptakan pendidik itu untuk diulas dan diselesaikannya. Setiap pebelajar pasti memiliki perbedaan pendapat, dan seorang pendidik harus memakluminya. 
3.      Diskusi
Karena adanya perbedaan pendapat dari pebelajar maka diadakan diskusi pengelompokkan pebelajar, pengelompokkan ini beranggotakan pebelajar yan memiliki berbagai pemikiran tersebut, bukan yang satu pemikiran sehingga nanti akan muncul satu kesepahaman antar mereka yang memiliki perbedaan konseptual.
4.      Evaluasi
Setelah terjadi diskusi maka akan ada hasil dari diskusi tersebut. Hasil dari diskusi disebut dapat dipaparkan dan diberikan alasannya mengapa pebelajar menggunakan pemikiran tersebut, sehingga pemikiran tersebut memiliki landasan yang kuat agar tidak mengembang informasi yang disampaikan.

B.     Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ASIK
Kelebihan Model Pembelajaran ASIK :
1.      Pebelajar tetap menjadi aktif, kreatif dan inovatif tetapi ditambah dengan nilai-nilai budaya (jiwa sosial).
2.      Pebelajar menjadi lebih bisa mengeksplor kemampuannya tetapi tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitarnya.
3.      Pebelajar lebih tahu arti dari nilai-nilai sosial yang terkandung di lingkungan sekitarnya.
4.      Pebelajar akan mendapatkan suatu pembelajaran yang menghasilkan karya dari dirinya sendiri.
5.      Dengan pembelajaran ini pendidik lebih memahami sifat masing-masing pebelajar.

Kelemahan Model Pembelajaran ASIK :
1.      Apabila pebelajar memiliki sifat individual yang sangat kuat maka proses pembelajaran ini akan sia-sia dan tidak tercapai sesuai harapan.
2.      Pendidik lebih sulit mengontrol kegiatan belajar karena banyaknya pandangan dari masing-masing pebelajar.
3.      Model ini akan berhasil jika ada kerjasama yang kuat antara pendidik dan masing-masing pebelajar.





BAB III
PENUTUP

Model pembelajaran ASIK adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk mengeksplorasi pebelajar agar menjadi aktif, kreatif dan inovatif tetapi tetap memiliki jiwa sosial dalam masyarakat sekitarnya. Model ini tidak hanya menuntut pebelajar pintar untuk dirinya sendiri tetapi juga pintar dalam hubungan sosial dengan masyarakatnya.
Model pembelajaran ini berlandaskan pada teori Sosiokultural (Vygotsky) yang lebih menekankan pada hubungan sosial dengan masyarakat. Tetapi perbedaannya model ini dengan model lainnya adalah model ini tetap menjunjung bakat dan kemampuan yang dimiliki tiap-tiap pebelajar tetapi mempersatukan perbedaan tersebut dengan mendiskusikannya dan menjadikan itu sebagai hasil inovasi bagi mereka.
Langkah-langkah penggunaan model ini adalah :
1.             Analisis Pebelajar
Seorang pendidik harus menganalisis siapa yang akan menerima pembelajaran (pebelajar) karena analisis merupakan hal yang sangat penting menentukan model yang digunakan. Dalam analisis terdapat beberapa yang perlu diketahui antara lain karakteristik pebelajar dan kemampuan dasar yang dimiliki pebelajar. 
2.             Eksplorasi
Memberikan kebebasan kepada pebelajar tentang apa saja yang ia ketahui dan memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin bertanya saat wawancara, diskusi ataupun studi lapangan yang diadakan agar potensi kemampuan skill mereka terasah dengan keberanian bertanya sesuai kemampuan dan daya pikir mereka masing-masing.   
3.             Diskusi
Suatu kegiatan (cara) dimana pebelajar saling bertukar pikiran antar pebelajar yang memiliki perbedaan pandangan baik pemikiran maupun pemecahan solusi yang berbeda-beda, tetap dengan adanya pengelompokkan akan menjadi satu tujuan diatas perbedaan pemikiran.
4.             Evaluasi
Pada tahap ini pebelajar harus memiliki pokok pemikiran ide yang diambil dari berbagai kegiatan dan materi yang  telah disampaikan dan pada materi tersebut pebelajar bekerja sama dengan temannya untuk menciptakan suatu inovasi pembelajar terbaik untuk mereka sendiri.
Daftar Pustaka


Utami Munandar. 1998. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Yatim Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Salma Dewi.2007.Prinsip Disain Pembelajaran.Jakarta: Kencana.
 

0 komentar:

Posting Komentar