Senin, 31 Desember 2012

Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012

  
A.   Perjalanan Hidup

Aristoteles lahir di Kota Stageria, semenanjung Kalkidike di Trasia (Balkan) pada tahun 384 SM, dan meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM. Ia adalah anak dari Nicomachus, seorang dokter istana Macedonia pada masa pemerintahan Raja Amyntas II. Ayahnya meninggal ketika ia masih berusia anak-anak. Kemudian ia dididik oleh ayah angkatnya, Proxenus sampai berumur 18 tahun. Pada umur 18 ini Aristoteles dikirim pleh ayah angkatnya untuk belajar di Akademy Plato di Athena. Ia tinnggal di sana kira-kira 20 tahun sampai Plato meninggail dunia (384 SM). Pada waktu berada di Akademy,  Aristoteles menerbitkan beberapa karya, dan juga mengajar anggota-anggota Akademy yang lebih muda.
Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012

A.    Idealisme Plato

Plato yang dahulunya merupakan murid dari Socrates, seorang ahli filsafat yang cukup terkenal di kalangan para filsuf mendasarkan pada keyakinan metafisik bahwa ada eksistensi dari “yang ada” (idea)  yang tidak berubah, tetap, dan bersifat umum-universal. Maka realitas ini bukannya menjadi melainkan yang ada (idea). Dengan berdasar pada kenyataan yang tidak berubah seperti itu, Plato menentang relativisme kaum sophis dan menolak persepsi indera. Dari sesuatu “yang ada” tadi kemudian lahirlah aliran filsafat yang disebut Plato sebagai paham Idealisme. Idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material.
Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012

A.           Strategi Pengorganisasian Materi
Dari segi bahan pembelajaran, guru dapat melakukan penataan atau pengorganisasian materi, secara umum pengorganisasian materi dapat dilakukan dengan :
1.             Menata perurutan yang logis dan sistematis, yang didahului dengan memetakan materi pelajaran secara utuh, kemudian melihat kaitannya satu sama lain. Dalam hal ini mungkin dilakukan dengan membuat urutan dari fakta ke konsep, konsep ke prosedur, dan akhirnya prosedur ke prinsip. Dapat pula seorang guru mengurutkannya dari yang mudah ke yang lebih sulit sampai yang tersulit, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sampai yang paling kompleks, yang sempit ke yang lebih luas sampai yang terluas cakupannya.

Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012


Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012


A.           Anak Hiperaktif
1.             Pengertian Hiperaktif
Tin Suharmini (2005:7) Istilah hiperaktif berasal dari dua kata, yaitu hyper dan activity. Hyper berarti banyak di atas, tinggi. Activity berati keadaan yang selalu bergerak, mengadakan eksplorasi serta respon terhadap rangsang dari luar. Dengan demikian berdasarkan istilah hiperaktif berarti aktivitas yang sangat tinggi atau sangat banyak. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan anak yang terus menerus bergerak seakan-akan tidak mengenal akhir, atau tidak akan berhenti.
 Hiperaktif atau yang dikenal dengan Attention  Deficit  Hiperactivity Disorder  (ADHD) atau Attention Deficit Disorder (ADD) menggambarkan anak-anak  yang  menderita  ketidakmampuan  untuk  ‘stop,  look,  listen and think’ (Abikoff, 1987). Kelemahan  tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menggunakan strategi kognitif yang  terorganisir sehingga sulit memusatkan dan mempertahankan perhatian. Perilaku mereka tidak diatur melalui aturan yang jelas.

Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012

 PEMBAHASAN

1.      Sistem Pendidikan di Amerika Serikat Secara Umum

Karakteristik utama sistem pendidikan Amerika Serikat adalah berkarakter desentralisasi. Pemerintah ferderal, negara bagian, dan pemerintah daerah memiliki aturan dan tanggung jawab administrasi masing-masing yang sangat jelas. Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional. Namun bukan berarti pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruhnya terhadap masalah pendidikan. Badan Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif federal sangat aktif dalam proses pembuatan keputusan mengenai pendidikan.
Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012

  1. Konsep belajar menurut pandangan teori kognitif
Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah terbentuk. Menuruut teori ini belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Teori kognitf juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu yang saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi. Teori kognitif berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar di sini antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. 
Posted by Unknown On Senin, Desember 31, 2012

Mengembangkan Rancangan Kegiatan Belajar Orang Dewasa

Merancang pola pengalaman belajar terutama ditujukan untuk memenuhi tujuan belajar.
1.      Prinsip-prinsip mengorganisir pengalaman belajar
Dalam mengorganisir pengalaman belajar ada beberapa prinsip yang perlu dipenuhi. Pertama, dilakukan dari yang sederhana ke arah yang kompleks. Misalnya, dari binatang satu ke sel binatang yang banyak. Kedua, disusun dalam suatu susunan yang teratur (order) berdasarkan prasyarat belajar. Prinsip ini diikuti apabila suatu pelajaran itu mengandung banyak hukum dan prinsip-prinsip. Ketiga, menunjukkan keseluruhan kemudian bagian-bagian. Misalnya, dalam pelajaran geografi mulai dari dunia kemudian kepada bagian-bagian dunia. Keempat, ditunjukkan secara kronologis. Misalnya, fakta dan ide-ide disusun secara berurutan.

Selasa, 18 Desember 2012

Posted by Unknown On Selasa, Desember 18, 2012

A. DASAR TERBENTUKNYA TEORI SOSIO-KULTURAL

Ada 2 tokoh yang mendasari terbentuknya teori belajar sosio-kultural:
1.Piaget
Piaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.
Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar. Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai ekuilibrasi dibutuhkan proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi).
Pendekatan kognitif dalam belajar dan pembelajaran yang ditokohi oleh Piaget yang kemudian berkembang dalam aliran kontruktivistik juga masih dirasakan kelemahannya. Teori ini bila dicermati ada beberapa aspek yang dipandang dapat menimbulkan implikasi kotraproduktif dalam kegiatan pembelajaran, karena lebih mencerminkan idiologi individualisme dan gaya belajar sokratik yang lazim dikaitkan dengan budaya barat. pendekatan ini kurang sesuai denga tuntutan revolusi-sosiokultural yang berkembang akhir-akhir ini.

Rabu, 12 Desember 2012

Posted by Unknown On Rabu, Desember 12, 2012

KARATERISTIK PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ONLINE
Deni Hardianto
ABSTRAK
Pembelajran online bertujuan untuk memudahkan proses belajar, dengan memanfaatkan perkembangan TIK, belajar dapat dilangsungkan dimana dan kapan saja. Pembelajaran online meretas perbedaan waktu, jarak, biaya bahkan usia. Namun demikian dalam pembelajaran online ada kreteria yang harus dimiliki oleh peserta didik dan pendidik yang akan melangsungkan pembelajran online diantaranya;
Posted by Unknown On Rabu, Desember 12, 2012
REKAYASA PERANGKAT LUNAK (THE INCREMENTAL MODEL)
THE INCREMENTAL MODEL

Pengertian
Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.

Pada saat model incremental (pertambahan) ini digunakan, pertambahan pertama sering merupakan produk inti (core product), yaitu sebuah model pertambahan yang dipergunakan, tetapi beberapa muka tambahan (beberapa diketahui dan beberapa tidak) tetap tidak disampaikan. Produk inti tersebut dipergunakan oleh pelanggan (atau mengalami pengkajian detail). Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau evaluasi maka dikembangkan rencana bagi pertambahan selanjutnya. Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsional tambahan. Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap.

Selasa, 11 Desember 2012

Posted by Unknown On Selasa, Desember 11, 2012


PRINSIP-PRINSIP MANAGEMEN ORGANISASI SUMBER BELAJAR
Di dalam organisasi sumber belajar atau lembaga sumber belajar ada beberapa sub komponen atau unit yang perlu ada dan perlu dikelola dengan baik agar organisasi sumber belajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Adapun sub komponen organisasi sumber belajar tersebut meliputi: unit sistem informasi, unit pelayanan, unit pengembangan instruksional, dan unit produksi. Berikut akan dikaji beberapa prinsip managemen dari masing-masing komponen/unit organisasi sumber belajar tersebut.
1.      Managemen sistem informasi
Managemen disi bearti mengatur dan mengelola suatu. Menurut  Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Posted by Unknown On Selasa, Desember 11, 2012



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Penyediaan sumber belajar tentunya dirasa masih kurang memberikan manfaatnya secara maksimal jika tanpa didukung dengan pengadaan fasilitas pendukung lainnya serta bagaimana kinerja personalia dalam mengelola organisasi sumber belajar tersebut. Suatu organisasi yang memiliki manajemen yang baik pasti berawal dari bagaimana kinerja para anggota personalianya. Suatu organisasi sumber belajar baru dapat berjalan apabila didukung oleh tenaga yang kompeten, dinamis, dan cukup jumlahnya. Maka dari itu sebelum mengelola organisasinya kelola dahulu tenaga personalianya. Pertimbangkan bagaimana SDM para calon tenaga personalia yang akan ditempatkan di bagiannya masing-masing, pertimbangkan kebutuhannya dalam organisasi tersebut jangan sampai kekurangan atau kelebihan karena hal semacam ini juga harus dikelola dengan baik dan benar.
Posted by Unknown On Selasa, Desember 11, 2012


PEMBAHASAN
ORGANISASI SUMBER BELAJAR DI PERPUSTAKAAN

A.    Organisasi Sumber Belajar 
Organisasi pusat sumber belajar atau organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.
Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah “Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri”. • Menurut Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta aplikasinya”. • Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari learning organization adalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar.

Selasa, 04 Desember 2012

Posted by Unknown On Selasa, Desember 04, 2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran di perguruan tinggi  tiap waktu pasti mengalami perubahan. Kita sering mendengar bahwa pembelajaran di perguruan tinggi harus student-centered tidak boleh teacher centered. Dulu perkuliahan memang masih menggunakan sistem yang tradisional. Ruang kuliah waktu itu sering disebut auditorium yaitu tempat orang mendengarkan. Professor atau dosen beraksi dengan kapurnya dan hanya dia yang berbicara dan menjelaskan uraiannya di papan tulis. Memang sistem seperti ini membuat siswa pasif dan kegiatannya hanya mendengarkan. Dengan sistem yang tradisional seperti itu tentu banyak siswa yang bosan, mengantuk, tertidur bahkan membolos kuliah. Namun kegiatan semacam itu terjadi di segala zaman.